Memori dan Lupa

 

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang memori dan lupa. Memori

dibagi menjadi 3, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek

(short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory).

Artikel ini juga membahas mengenai konsep memori dan lupa.

Lupa adalah suatu peristiwa di mana otak tidak dapat memunculkan

kembali informasi yang telah diterima dan disimpan.

 

Kata Kunci : memori, lupa

 

Bab 1 (Pendahuluan)

Kata lupa sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Lupa juga pernah

dialami oleh semua orang di dunia. Mengapa kita bisa mengalami lupa?

Ternyata terjadinya lupa ada penjelasan ilmiah dari sisi psikologi kognitif.

Lupa juga berkaitan dengan memori. Lalu apa yang dimaksud dengan

memori? Bagaimana konsep memori dan jenis-jenis memori? Serta apa

yang dimaksud dengan lupa dan bagaimana proses terjadinya lupa?

 

Bab 2 (Pembahasan)

Yang pertama kita akan membahas tentang memori. Memori adalah suatu

proses menerima, menyimpan, dan menimbulkan informasi-informasi atau

kesan-kesan. Dalam ilmu pengetahuan memori, memori memiliki konsep.

Konsep dalam memori ini sangatlah penting. Dudai, Roediger dan Tulving

(2007) menyimpulkan ada 16 konsep memori yaitu :

(1) konsep meta : memory & learning

(2) formasi memori : coding, representasion, plasticity, context, encoding, &

working memory.

(3) proses maturasi dan penggunaan : consolidation, persistence, retrieval,

remembering, & transfer.

(4) kehilangan atau kurangnya ketersediaan : inhibition & forgetting

(5) isu evolusioner : memory systems, phylogeny, & evolution.

 

Memori dibagi menjadi 3, yaitu memori yaitu memori sensorik, memori

jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang

(long term memory). Memori sensorik ialah suatu sistem memori yang

dibuat untuk menyimpan informasi yang diterima oleh sel-sel reseptor

dalam waktu yang sangat singkat. Memori sensorik mencatat sistem

informasi atau stimulus oleh salah satu pancaindra atau kombinasi dari

pancaindera seperti visual (mata), audio (telinga), bau (hidung), rabaan

(kulit), dan rasa (lidah).

 

Memori jangka pendek dapat diartikan sebagai proses penyimpanan

informasi secara sementara. Informasi yang diterima oleh memori

jangka pendek yaitu informasi terpilih dari memori sensorik. Jumlah

memori yang tertampung oleh memori jangka pendek lebih

sedikit dari memori jangka panjang. Memori jangka pendek dapat

dicontohkan sebagai kita mudah lupa nomor telepon jika kita tidak

mengulanginya secara verbal. Memori jangka panjang merupakan

proses penyimpanan informasi secara permanen. Jumlah memori

yang tertampung dalam memori jangka panjang lebih banyak

dibandingkan dengan memori jangka pendek. Memori jangka panjang

memungkinkan manusia untuk mengingat informasi di masa lalu dan

menggunakannya untuk mengerti apa yang sedang terjadi pada

masa sekarang. Contoh dari memori jangka panjang yaitu nama

individu sendiri, angka 1-100, rasa gula, dsb.

 

Lupa adalah suatu peristiwa di mana otak tidak dapat memunculkan

kembali informasi-informasi yang telah diterima atau disimpan. Atau

dapat diartikan sebagai hilangnya kemampuan otak untuk menyebutkan

apa yang sudah dipelajari. Mengapa bisa terjadi lupa? Lupa bisa terjadi

karena masalah medis dan klinis, waktu, adanya proses interference,

melemahnya atau hilangnya jejak penyimpanan, peristiwa-peristiwa

traumatis dalam hidup, dsb. Menurut teori Atopi, lupa disebabkan oleh

informasi yang terlalu lama disimpan sehingga menjadi rusak bahkan

hilang dari ingatan. Sedangkan menurut teori Interferensi, lupa disebabkan

karena informasi yang disimpan dan yang akan ditimbulkan kembali terlalu

banyak sehingga terjadi proses interferensi. Cara untuk mengatasi lupa bisa

dilakukan dengan cara overlearning (belajar lebih), extra study time (tambahan

waktu belajar), memoric device (muslihat memori), distributed practive (latihan

terbagi), dsb.

 

Bab 3 (Penutup)

Memori adalah suatu proses menerima, menyimpan, dan menimbulkan

informasi-informasi atau kesan-kesan. Terlalu banyak atau terlalu lama

informasi yang kita simpan seringkali membuat kita lupa. Maka dari itu

untuk mengatasinya bisa dilakukan cara overlearning (belajar lebih),

extra study time (tambahan waktu belajar), memoric device

(muslihat memori), distributed practive (latihan

terbagi), dsb.

 

Daftar Pustaka

Hastjarjo, D. 2008. “KAJIAN TENTANG MEMORI” dalam

BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

GADJAH MADA VOLUME 16, NO. 2, 71 – 73 (halaman 72).

Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Ruhalat, A. 2014. “MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI”

dalam Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi Desember

2014 (halaman 4). Ambon : Universitas Pattimura.

http://staffnewuny.ac.id/persepsi-memori-dan-lupa.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persepsi, Sensasi, dan Atensi

Metode Pengembangan Kemampuan Bahasa Lisan Reseptif